Jakarta - 

Kesuksesan BTS secara global tak diraih dalam waktu singkat. Walaupun pada akhirnya usaha keras mereka berbuah manis, rupanya ada beban sendiri yang dirasakan oleh para member.

Hal tersebut diungkap oleh BTS saat menjadi bintang tamu di acara Yoo Quiz on the Block. Kepada Yoo Jae Suk dan Jo Se Ho, mereka bercerita tentang masa-masa trainee hingga menjadi sukses seperti sekarang.

BTS menyebut masa trainee mereka sangat berat. Bahkan beberapa kali, para member ingin meninggalkan manajemen dan melupakan mimpi mereka untuk menjadi penyanyi.

"Saat masa traineeku menjadi berat, aku menghubungi ayahku sambil menangis dan bilang aku ingin menyerah. Ayahku bilang, 'Kalau terlalu berat, kau keluar saja. Banyak pekerajaan lain, jadi ayo cari yang lain.' Saat itu aku tak bisa berkata-kata. Aku menjadi malu karena ingin menyerah. Setelah waktu berlalu, aku baru menyadari betapa kata-kata ayahku sangat mengharukan," ungkap V.

"Aku adalah member terakhir yang tiba sebagai trainee. Aku masuk ke sana dengan harapan besar. Namun ketika tiba di asrama, ada banyak sepatu yang tertata hingga area dapur. Saat itu aku di dapur bukan dengan status 'member BTS', dan aku tidak tinggal di Seoul. Jadi aku selalu merasa gelisah, kapan aku akan pergi dari sini," tambah Jimin.

Usaha keras BTS yang didukung oleh cinta yang diberikan oleh ARMY membuat mereka bisa merayakan 7 tahun debut dengan kesuksesan secara global. Walaupun begitu, menurut Suga, ada ketakutan sendiri yang ia rasakan.

"Ketika sesuatu yang tak pernah kau harapkan menjadi nyata, ada sebuah tekanan tersendiri. Idol tak punya karier yang panjang, jadi kupikir aku akan berhenti jadi idol setelah meraih posisi pertama di acara musik dan menggelar konser solo. Setelah karier menyanyiku usai, aku berencana menjadi produser. Namun tiba-tiba kami diundang ke Amerika. Aku tak tahu kalau kami bisa tampil di Billboard Music Awards," ujar Suga.

"Kami pergi ke acara penghargaan musik di Amerika sana dan aku sangat ketakutan. Tak ada artis senior yang bisa kami tanya. Aku adalah yang paling gugup saat tampil perdana di Amerika Serikat. Aku pergi ke hotel dan menangis karena bukan ini yang aku inginkan. Aku tak pernah mau berada di situasi dengan tekanan berat. Aku sangat takut karena aku tahu ini cuma awal. Tentu saja itu adalah sebuah kehormatan dan kami sangat bersyukur, tapi aku bertanya-tanya apakah ini tempat yang tepat bagi kami dan apakah kami benar-benar ingin berada sejauh ini," pungkasnya.